MENAKLUKAN MULAN,CEWE BINAL BEKAS GADIS DUGEM
Kisah ini dikembangkan dari pengalaman yang dituturkan Mulan, seorang cewek yang binal, mantan wartawati dan mantan cewek dugem
Kini (katanya) dia sudah “bertobat” dan menjalankan usaha restoran di daerah Jl. Pajajaran, Bandung
Sudah sejak lama Bram ingin membalaskan dendamnya pada Mulan. Banyak penyebabnya. Beberapa tahun lalu Mulan bukan hanya menolak lamarannya tapi juga “menantang”nya dengan melakukan kumpul kebo dengan Jason, padahal Mulan tahu persis bahwa Jason adalah musuh besar Bram. Umur hubungan keduanya memang tidak lama karena setahun kemudian Jason tewas karena overdosis narkoba, namun rasa sakit hati Bram tidak juga hilang, apalagi ia belum kesampaian menghajar Jason yang dianggapnya merebut Mulan darinya.
Mulan yang rupanya menyadari niatan Bram untuk membalas dendam berusaha bersembunyi. Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tapi Bram yang benar-benar bertekad mengerjai Mulan tidak berhenti mencari gadis itu. Suatu hari Bram mendapat info bahwa Mulan sedang mencari kamar kontrakan baru. Dengan koneksinya Bram memberi info palsu bahwa ada sebuah vila kecil yang terpencil yang akan disewakan. Mulan yang belum menyadari perangkap itu terpancing juga. Pagi itu ia muncul di vila yang dimaksud, membawa kunci yang dipinjamkan seorang agen properti, untuk melihat-lihat vila itu apakah cocok dengan keinginannya.
Baru melihat-lihat ruang bagian depan, Mulan mendengar suara-suara langkah kaki yang berjingkat pelan di sekeliling rumah. Ia mulai curiga dan merasa takut. Diputuskannya untuk segera keluar dari vila itu. Belum sempat kabur dari situ, terdengar langkah-langkah kaki menyerbu masuk ruang tempat Mulan berada. Mulan melihat di sekitarnya bermunculan para berandalan. Dia menyadari ini adalah sebuah perangkap. Mulan tetap tenang, ia mulai menimbang situasi sekitarnya dan mundur mendekati sebuah dinding untuk menghindari serbuan dari belakang. Jumlah lawannya memberikan mereka kelebihan, tetapi ia yakin jikalau saja ia dapat mengalahkan mereka satu persatu ia akan dapat mengatasinya. Ketika ia melihat sekilas ke arah pintu di mana ia masuk, ia dapat melihat ambang pintu itu telah dipenuhi berandalan. Tidak ada jalan keluar baginya.
Mulan bergerak ke tengah ruangan. Ia tidak mempunyai pilihan selain melawan mereka dalam posisi yang kurang menguntungkan karena dirinya berada di tengah-tengah kerumunan berandalan yang jelas akan menggunakan keuntungan ini untuk mengeroyoknya. Sekarang ia telah dikelilingi oleh banyak berandalan. Tak ada di antara mereka yang membawa senjata. Jelas maksud mereka untuk menangkapnya hidup-hidup.
Pelan-pelan para berandalan itu mulai mendekati. Walau jumlah mereka yang jauh lebih banyak, mereka masih sedikit was-was dan mendekat dengan hati-hati. Jelas bagi Mulan reputasinya sebagai pemegang sabuk hitam karate benar-benar tidak dipandang sebelah mata. Tiba-tiba seperti diberi tanda, beberapa berandalan menyerbunya. Mulan melompat ke udara. Ruangan itu sangat rendah tidak lebih dari tiga meter yang membuat lompatannya terhalang, namun lompatanya cukup tinggi untuk menjangkau muka lawannya. Lalu, berputar di udara, Mulan menendang ke segala penjuru, tendangannya begitu cepat sehingga tidak terlihat kasat mata. Dalam sekejap mata, tubuh berandalan-berandalan itu beterbangan terhantam oleh tendangannya.
Melihat dari sudut jauh ruangan itu, Bram terkesima. Dua puluh orang dan mereka tidak sanggup menghadapi seorang wanita.
“Hajar, sikat!” perintah Bram.
Lingkaran berandalan itu mendekat sekali lagi. Hasilnya tetap sama, kali ini lebih sedikit yang terluka karena mereka lebih berhati-hati mendekati Mulan.
“Ini tak mungkin terjadi. Kalau seperti ini, wanita jalang itu bisa mengalahkan semua anak buahku. Fay, maju, alihkan perhatiannya” perintah Bram.
Fay yang dari tadi hanya melihat, kini maju. Kalau ada orang yang dapat kuat menerima pukulan, dialah orangnya. Para berandalan itu melihatnya maju dan kembali bersemangat. Mereka pernah melihatnya melawan selusin preman dan menghajar mereka seorang diri. Mulan menyadari ancaman baru yang menghampirinya. Fay berhenti sedikit diluar jangkauannya. Ia mengambil kuda-kuda dan mulai mengelilingi Mulan.
Mulan pun mengikutinya, berkeliling dalam sebuah lingkaran sembari mengawasi keadaan sekelilingnya. Ia tidak menyadari Bram yang mulai menyeruak di antara anak buahnya. Ia secara khusus melarang anak buahnya untuk membawa senjata dengan tujuan untuk menangkap Mulan hidup-hidup dan menyiksanya sebagai balasan.
Fay mendekat. Mulan menyadari semua berandalan mulai mendekat seiring dengan Fay. Mereka terlihat amat membenci Mulan karena merasa harga diri mereka terinjak-injak dikalahkan oleh seorang wanita cantik.
“AARRGGHH” dengan teriakan lantang Fay menerjangnya.
Mulan tidak bisa mengulangi gaya bertahannya. Dia harus berkonsentrasi untuk merobohkannya terlebih dahulu. Ia merunduk dari pukulan Fay dan menendangnya tepat di lambung Fay yang membuatnya terhuyung-huyung mundur kebelakang. Di saat Fay masih kesakitan, para berandalan sisanya mulai menerjang, Mulan melihat sebuah celah, melompat ke bahu Fay dan mengunakannya sebagai batu loncatan. Ia meloncat dan menjatuhkan beberapa berandalan dalam waktu kurang dari beberapa detik
HOME